Review The Uncanny Counter : Pemburu Roh Jahat yang Tangguh
(sumber foto: instagram OCN) |
Sejak masa pandemi sudah berepisode-episode drama Korea (drakor) yang saya tonton. Mengisi waktu kosong dengan menonton drakor bukan pilihan yang buruk juga.
Dari puluhan list drakor yang ingin saya tonton, drama The Uncanny Counter menjadi salah satu yang bikin penasaran. Plot cerita yang menarik dan review yang bagus dari temen membuat keinginan saya nonton The Uncanny Counter tak terbendung.
Drama bergenre misteri dan fantasi ini mengisahkan tentang pemburu roh jahat yang disebut counter. Dikisahkan, ada counter yang berada di Korea. Mereka adalah Ga Mo Tak (Yu Jun Sang), Do Ha Na (Kim Se Jeong), dan Chu Mae Ok (Yeom Hye Ran).
Para counter bukanlah sembarang manusia biasa. Mereka memiliki kekuatan fisik yang luar biasa dan kekuatan super, layaknya super hero. Bedanya para Counter harus berhadapan dengan roh jahat yang merasuki tubuh manusia.
Suatu ketika, para Counter dikejutkan dengan terpilihnya seorang anak laki-laki yang menjadi Counter baru. Dia adalah So Mun (Cho Byeong Kyu), seorang siswa SMA biasa.
So Mun terlihat berbeda dari ketiga Counter lainnya. Lantaran So Mun memiliki kekurangan fisik, yakni ia tidak dapat berjalan normal, dia pincang. Sebuah tongkat menjadi kawan karib bagi So Mun. Dengan kekurangan fisik seperti itu dapatkah So Mun menjadi Counter?
Kalau kalian penasaran silakan lanjut bacanya yaaa. Karena tulisan ini akan mengandung spoiler. Jadi, bagi kalian yang tidak suka spoiler bisa stop baca sampai sini. Bagi yang masih penasaran yok lanjooot.
Ketiga counter senior sebelum menjadi seorang counter, mereka sempat koma. Hanya So Mun yg berbeda. Entah apa alasannya, hanya writer yang tahu.
Masing-masing Counter disertai oleh satu roh pendamping. Roh pendamping inilah yang memberikan kekuatan spesial kepada mereka untuk melawan roh jahat.
Dalam pelaksanaan tugas, ada salah satu Counter yang harus meregang nyawa akibat roh jahat level tiga. Counter yang mati akibat roh jahat itu digantikan oleh So Mun.
Jadi, dalam drama ini roh jahat dikategorikan berdasarkan jumlah nyawa yang telah mereka bunuh. Makin banyak nyawa yang dibunuh, maka roh jahat makin naik level dan kuat.
Drama yang ditulis oleh Yeo Ji Na ini menyuguhkan aksi berkelahi yang seru, hingga tidak terasa durasi selama satu jam di tiap episodenya. Drakor ini berujung di episode 16. Jumlah episode yang standart-lah bagi drama Korea.
Dialog antar pemain terlihat mengalir dengan baik. Karakter para tokoh juga diperankan secara ciamik oleh para aktor. Kalau kamu penggemar genre romance siap-siap kecewa ya.
Drama yang tayang di OCN dan Netflix ini tidak menyuguhkan romance yang manis. Melainkan kisah strugle para counter dalam menjalani hidup yang sulit.
Seperti, So Mun yang trauma akibat kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuanya. Kemudian, Ga Mo Tak yang harus kehilangan kekasihnya setelah menemukan kebenaran dari masa lalunya.
Drama ini juga menyuguhkan konflik politik dan sengketa lahan. Isu sengketa lahan dan pembangunan yang tidak ramah lingkungan menjadi sisi menarik lainnya.
Saya melihat drama ini juga menjadi wadah kritik para sineas kepada pemerintah Korea untuk lebih memperhatikan keselamatan lingkungan.
Drakor ini juga sempat bermasalah lantaran penulis skenario awal, Yeo Ji Na mengundurkan diri di tengah penggarapan drama hingga episode 12, lantaran alasan internal. Saya juga ga tau kenapa tuh. Skenario kemudian dilanjutkan oleh sutradara drama ini yakni Yoo Sun Dong mulai dari episode 13.
Sempat khawatir juga, takut kalau plot yang sedemikian bagus berubah menjadi membosankan. Tetapi, nyatanya tidak begitu, Sobat.
Drama yang tayang perdana di Netflix pada 28 November 2020 itu pada akhirnya memberikan ending yang tidak mengecewakan. The Uncanny Counter saya rekomendasi buat kamu tonton selama masa pandemi ini.
Komentar
Posting Komentar